Kamis, 27 November 2014

Tugas 5

CONTOH SOSIAL ENTERPRANEURSHIP


     Dr. Maria Montesori ( Itali ), yang mengembangakan lembaga pendidikan untuk anak-anak dan John Mulr ( USA ) yang membuat lembaga perlindungan konservasi kebun binatang serta membuat lembaga bernama sierra club.
      Di indonesia sebenarnya contoh sukses social entrepreneurship sudah ada, contohnya Lemabag Amil dan Zakat, seperti dompet dhuafa dan rumah zakat. Kedua lemabaga tersebut dalah contoh lembaga yang awalnya merupakan inisiatif beberapa orang untuk mengadakan donasi dan untuk mengurusi masalah zakat, infaq, dan shodaqoh. dan ini berkembang sangat pesat sehingga berkembang menjadi rumah sakit bersalin gratis, mobil jenazah keliling dan berobat gratis di berbagai pos kesehatan yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Sehingga kemanfaatannya tentu saja bukan hanya dampak untuk kemaslahatan umat, tetapi juga keuntungan secara finansial.
      Tidak di pungkiri bahwa angka pengangguran di Indonesia masih terlihat tinggi. Walaupun masih ada pro dan kontra dalam statistik angkanya, tapi tidak susah mencari pengangguran dan angka PHK. Dan tak sulit menjumpai pengemis, gelandangan, dan preman-preman di perempatan kota besar. Dan social enterpreneunship memmbantu meringankan beban orang-orang yang kurang mampu. Tidak hanya mengandalkan lembaga pemerintahan yang beratas namakan departemen kesejahteraan. Masyarakat secara pribadi bisa bergerak sendiri. Dan menghasilkan efek ganda. Jika selama ini lembaga-lembaga sosial tersebut hanya di pandang sebuah ajang aktualisasi diri untuk saling membantu sesama, maka sebenarnya dengan membangun sendiri social enterpreneunship juga akan mendatangkan profit secara finansial. Hal ini bisa diterapkan sejak dini untuk memupuk rasa kemanusiaan dan pemahaman apa itu social entrepreneurship.
      Berbagai tantangan yang dihadapi oleh social entrepreneurship antara lain adalah masalah pendanaan, pendidikan untuk para pemimpin di masa mendatang yang menyadari tentang pentingnya social entrepreneurship, dan kurangnya insentif yang di berikan oleh pemerintah untuk meringankan beban lembaga-lembaga yang bergerak di bidang sosial. Oleh karena itu social entrepreneurship harus didukung oleh social investor agar inovasinya dapat diwujudkan. Dan harus disadari bahwa social entrepreneurship bukanlah satu-satunya obat untuk mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi, karena dalam kenyataannya sangat di pengaruhi oleh kerangka dan struktur perekonomian yang berlaku di suatu negara. Namun sekiranya harus ada keberanian untuk mulai membentuk perubahan sehingga setiap individu harus di upayakan untuk dapat menjadi pembuat perubahan dilingkungannya.

SUMBER: http://iinfebri.blogspot.com/

Tugas 4

SOCIAL ENTERPRANEURSHIP

Social enterpranership sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu diawali oleh Florence Nightingale (pendiri sekola perawat pertama), dan Robert Owen (pediri koperasi). Jika ditinjau dari pengertiannya enterpranership telah berkembang sejak tahu 1980-an. Social enterpraneurship merupakan istilah turunan dari kewirausahaan, gabungan dari dua kata social yang artinya kemasyarakatan, dan enterpraneurship artinya kewirausahaan. Pengertian dari social enterpraneurship adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan Enterpranership  untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan. Social enterpraneurship mencoba mnelayani pasar yanng belum terlalu besar, meghilangkan kesenjangan dalam kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, demografis dan peluang kerja. Social enterpraneurship sebenarnya bukan lembaga atau organisasi betukan dari perusahaan swasta dan lembaga pemerintahan. Akan  tetapi murni dari sebuah usaha yang bergerak dibidang sosial. Social enterpraneur awalnya  mempunyai tujuan dalam bidang kemasyarakatann yang bersifat kedermawanan dan sukarela, namun inti dari enterpraneuship adalah pemberdayaan dan kemasalahatan bersama.
Richard Cantillon (1755) menyatakan enterpraneur adalah seseorang yang mengelola perusahaan atau usaha yang mendasarkan pada akunntabilitas dalam menghadapi resiko yang terkit. J.B.Say (1830) mengartikan enterpraneursebagai seorang yang mampu meninngkatkan nilai sumber daya ekonomi ketinggat yang lebih tinggi baik produktifitasnya maupun nilainya. Dari pengertian tersebut social enterpraneur sesungguhnya adalah agen perubahan yang mampu untuk:
1.   Melaksanakan  cita-cita, mengubah dan memperbaiki  nilai-nilai sosial.
2.   Menemukan berbagai peluang utuk melakukan perbaikan.
3.   Selalu melibatkan diri dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran yang terus menerus.
4. Berindak tanpa  menghiraukan berbagai hambatan atau  keterbatasan yang dihadapinya.
5. Memiliki akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang dicapainya kepada masyarakat.
Social enterpraneurship berperan dalam pembangunan ekonomi karena  ternyata mampu memberikan daya  cipta nilai-nilaisosil mupun  ekonomi, yaitu adalah sebgi berikut:
1.   Mencuptakan kesempatan kerja
Manfaat ekonomi yang dirasakan berbagai negara dari  social enterpraneur adalah meciptakan kesempatan kerja yang baru. Selain itu  memberikan peluang kerja terhadap penyandang cacat dilibatkan dalam kegiatan yang produktif.
2.   Inovasi dan  kreasi
Berbagai  inovasi terhadap jasa kemasyarakatan seperti misalnya: penanggulagan HIV dan narkoba, pemberantasan buta huruf, kurang gizi, yang  mana belum tertangani  oleh kelompok social enterpraneurship dengan penuh dedikasi.
3.   Modal sosial
Merupakam bentuk yang  paling penting dari berbagai modal, karena walaupun dalam kemitraan ekonomi yng  paling utama adalah nilai-nilai saling pengertian,kepercayaan, dan budaya kerja sama, semua ini adalah modal  sosial.
4.   Peingktan kesejahteran
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah terwujudnya kesetaraan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Dan melalui sosial enterpraneurship tujuan akan memikirkan pemerataan pendapatan agar dapat dilakukan   pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, sosial enterpraneurship adalah “seseorang wirausahawan yang pantang meyerah dalam menghadapi permasalahan sosial  dan menggunakan  kemampuan sert kehliannya untuk melakukan perubahan yang meliputi bidang kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan masyarakat”.

SUMBER: http://iinfebri.blogspot.com/

Selasa, 18 November 2014

Tugas 3

10 Enterpraner yang Berhasil Dalam Usahanya.

      Suatu usaha yang baik dan sukses akan menghasilkan sebuah keuntunganyang sangan besar dan tinggi, namun ada sebagian dari seorang enterpraner yang melakukanhal yang lebih dari sekedar mencari keuntungan. Para enterpraner menggunakan keahlia dan keterampilan serta usaha yang sangat besar untuk memperbaiki apa yang sedag mereka lakukan. Berikut adalah 10 orang enterpraner yang berpengaruh terhadap apa yang mereka lakukan:
1.   Bill Drayton.
Bill Drayton adalah contoh dari seorang enterpraner yang sangat hebat karena dia seseorang yang mempromosikan istilah “Social Enterpraner”sendiri kepada orang banyak. Dayton merupakan seorng pendiri dan pemimpin dari Asoka sebuah organisasi yang didirikan untuk menemukan dan membantu social interpraer yang terdapat di seluruh dunia. Dia juga menyebarkan dan memberikan keahliannya dalam maslh enterpraner kepada organisasi lain seperti Community Grees dan Youth Veture serta lain-lain.
2.   Muhammad Yunus
Muhammad Yunus adalah seorang enterpraner yang membahas megenai wirausaha sosial. Yunus telah mennulis beberapa buku mengenai kewirausahaan sosial, berbagai keahliannya di keuangan mikro dan kapitalisme sosial. Yunus juga seorang pendiri dari sebuah perusahaan Grameen Bank sebuah institusi mikro kepada mereka yang membutuhkan. Perusahaan tersebut didirikan  pada tahun 1983.
3.   Black Mycoskie

Black Mycoskie adalah seorang enterprner yang mendirikan TOMS. Mycoski mendirikan TOMS pada tahun 2006 setelah kunjungannya ke negara argentina dimana ia menemukan banyak anak kecil yang kakinya terluka akibat tidk memiliki sepatu. Untuk mengatasi hal ini ia mendirikan TOMS sebuah perusahaan yang bergerak dalam donasi sepasan sepatu. Sampai sekarang telah didonasikan lebih dari sejuta sepasang sepatu. Pada tahun 2011 TOMS mulai mendonasikan tidak hanya sepatu tetapi kaca mata tau biaya operasi untuk setiap kaca mata yang terjual.
4.   Scott Harrison.
Kekurangan akses untuk mendapatka air bersih adalah hal yang dihadapi banyak dari jutaan orang yang ada di dunia setiap harinya. Setelah kegiatan penjernihan air di negara Liberia, promoter Scott Harrison memutuskan untuk menyalurkan air bersih  bagi mereka yang membutuhkan sebagai misinya. Dia telah meyalurkan air minum bersih kepada lebih dari satu juta orang di 17 negara. Scott Harrison adalah salah satu conntoh seorang Social Enterpraer yang paling sukses.
5.   Jeffery Hollender.
Pada tahun 1988, Jeffery Hollender mendirikan perusahaan penghasil produk pembersih, Seventh Generation. Perusahaan ini berfokus pada produksi produk ramah lingkungan. Perusahaan ini juga mendonasikan 10% penghasilan sebelum pajak untuk pendanaan bisnis dan kegiatan nonprofit yang berfokus pada komunitas, lingkungan, dll.
6.   Xavier Helgenes, Chris Fuchs, and Jeff Kurtsman.
Corporation Better World Books adalah contoh kerja sama Social Entrepreneur yang sukses. Didirikan pada tahun 2002 oleh Xavier Helgesen, Chris Fuchs, dan Jeff Kurtzman. Misi Better World adalah untuk memaksimalkan nilai setiap buku dan mempromosikan gerakan ‘melek huruf’ ke seluruh dunia. Better World Books ini melakukan reuse dan recycle buku-buku melalui penjualan di website dan donasi ke sekolah-sekolah, dan sejauh ini sudah mengumpulkan USD 21 juta untuk pendanaan gerakan melek huruf. Perusahaan ini memberi contoh penggunaan model “triple bottom line” yang sukses, dimana selain memperoleh keuntungan, perusahaan juga dapat berperan signifikan bagi lingkungan dan sosial.
7.   Akhtar Hameed Khan
Salah satu pelopor keuangan mikro yang kini sedang berkembang adalah Akhtar Hameed Khan, Pengabdian dan keaktifannya dalam mengembangkan masyarakat desa di Pakistan menyebabkan dirinya mendapatkan Penghargaan Nobel. Dua proyek besar semasa hidupnya adalah Proyek Kerja Sama Comilla dan Orangi. Proyek Comilla bertujuan untuk membangun infrastruktur di pedesaan sekaligus membantu pertumbuhan bisnis melalui ide bisnis mikro. Meskipun proyek Comilla ini tidak begitu sukses, proyek Orangi justru sebaliknya. Dengan membantu masyarakat dalam hal sanitasi, kesehatan, dan rumah sekaligus menawarkan keuangan mikro, pendidikan, sertaperencanaan keluarga. Bahkan inisiatif program darinya masih diterapkan hingga sekarang.
8.   Ibrahim Abouleish.
Ibrahim Abouleish adalah pencetus ide penggunaan SEKEM. Ia mengembangkan penggunaan pertanian biodinamis ini tidak hanya untuk memperbaiki lingkungan tetapi juga untuk meningkatkan kehidupan petani di daerah sekitar. Abouleish juga berperan dalam mengembangakn metode bebas kimia dalam proses pembuatan kapas dan mengembangkan perusahaan mesir pertama yang bergerak di bidang farmasi.
9.   Willie Smits.
Ahli mikrobiologi, Willie Smits tidak pernah bercita-cita menjadi seorang Social Entrepreneur, tetapi ketika menemukan bayi orangutan yang terlantar pada tahun 1999 ketika sedang bekerja di Indonesia, ia pun mengubah haluan karirnya. Pekerjaan Smits dengan orangutan berkembang menjadi Yayasan Penyelamat Orangutan Kalimantan, yang tidak hanya menolong kera yang terlantar, tetapi juga membantu warga lokal mempelajari metode pertanian yang berkelanjutan dan keuntungan melakukan penghijauan kembali. Smits juga berpartisipasi dalam Yayasan Masarang, sebuah kerjasama kewirausahaan sosial yang menggunakan energi termal untuk mengubah gula aren menjadi gula dan etanol, yang praktis menyediakan lapangan kerja dan sumber tenaga bagi warga sekitar sekaligus juga menjaga hutan lokal. Sebagai penghargaan atas jerih payahnya, Smits dianugerahi gelar kekesatriaan dari Negara asalnya, Belanda dan juga penghargaan dari Ashoka, serta berbagai penghargaan bebasis konservasi lainnya.
10. Bunker Roy.
Aktivis sosial dan pengusaha India, Sanjit Roy telah membantu ribuan orang di Asia dan Afrika untuk mempelajari keterampilan teknis dan memperkenalkan tenaga surya kepada beberapa desa di sana. Roy mendirikan the Barefoot College, sebuah organisasi yang mengajarkan wanita buta huruf dari desa-desa terbelakang untuk menjadi dokter, insinyur, dan arsitek. Yang mengesankan adalah setiap kampus yang didirikannya menggunakan tenaga surya yang didesain dan dikembangkan sendiri oleh alumni mereka. Dalam mendirikan kampus tersebut, tujuan Roy bukanlah untuk meraih keuntungan bagi dirinya sendiri, tetapi untuk meningkatkan ekonomi dan taraf hidup wanita di negara asalnya, India (dan sebagian Afrika).